Jumat, 31 Agustus 2012

Pengacara Alamsyah Hanafiah Gugat Denny Indrayana Rp 250 Juta

Denny Indrayana Alamsyah

Jakarta (detikNews) - Pengacara Alamsyah Hanafiah menggugat perdata Wamenkum HAM Denny Indrayana. Alamsyah menggugat Rp 250 juta pada Denny.

Alamsyah mendaftarkan gugatannya di PN Jaksel, Jl Ampera Raya, Jumat (31/8/2012). Alasannya pernyataan Denny di media sosial yang menyebutkan advokat koruptor adalah koruptor. 

"Hari ini saya sebagai advokat indonesia mengajukan gugatan karena pernyataan Denny sebagai Wamenkum HAM bertentangan dengan pasal 27 ayat 3 UU No 11 tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik. Bahwa berdasar pasal 36 UU yang sama, orang yang merasa dirugikan atas pelanggaran pasal 27 dapat melakukan gugatan," ujar Alamsyah usai mendaftarkan gugatan di PN Jaksel.

Alamsyah juga menuntut Denny meminta maaf secara terbuka di media massa. Karena Alamsyah merupakan advokat yang sering membela para tersangka korupsi dan terdakwa korupsi sejak 1998. 

"Klien saya itu ada Nurdin Halid, Laksamana Sukardi, dan Hakim Mustadi Asnun (memvonis bebas Gayus di PN Tangerang). Kalau dikatakan advokat itu koruptor berarti saya dikatakan koruptor sejak 1998 dong," kata Alamsyah.

Alamsyah menyebut, tersangka berhak mendapatkan pendampingan dari advokat. "Mungkin dia lupa saya pernah bersama-sama Menkum HAM Amir Syamsuddin itu membela kasus korupsi kondominium Taman Kemayoran tahun 1998," tutur Alamsyah.

Alamsyah mendaftarkan Denny dengan nomor gugatan perdata yakni 488/pdt.G/2012/PN.JKT Selatan. Dia juga akan membawa alat bukti berupa print out yang diposting dari pernyataan Denny di media social.

"Kenapa tidak seperti OC Kaligis yang melapor ke polisi?" tanya wartawan. 

"Kalau ke polisi itu malah lebih lama prosesnya. Nanti diselidiki kalau tidak di SP3 di JPU. Kalau ini kan dia langsung hadir di pengadilan, jadi tidak lama prosesnya," kata Alamsyah yang datang bersama asistennya. 

Denny saat berita ini diturunkan belum memberikan komentar.

Terduga Teroris MK Bantu Retas Situs Investasi yang Bobol Rp 7 M


Jakarta (detikNews) - Terduga teroris MK (27) yang dicokok polisi di kawasan Arcamanik, Bandung, Jawa Barat adalah seorang ahli IT. MK membantu terduga teroris RG meretas situs investasi online sehingga berhasil mendapat uang tidak sah Rp 7 miliar.

"Sekali lagi peran yang bersangkutan adalah memberi bantuan dalam melakukan tindakan penjebolan situs investasi online di mana pada peristiwa itu Saudara RG berhasil memperoleh uang tidak sah hampir 7 miliar rupiah," kata Karo Penmas Mabes Polri Brigjen Pol Boy Rafli Amar.

Hal itu disampaikan Boy dalam jumpa pers di Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Jakarta, Jumat (31/8/2012).

Jenis investasi itu, lanjut Boy, adalah investasi forex. MK yang diduga termasuk dalam jaringan teroris Medan ini ditelusuri Polri terkait tentang pihak-pihak yang memberi bantuan pelatihan teroris di Poso.

"Yang bersangkutan saat ini masih diperiksa di Bandung, karena masih ada beberapa hal yang dilakukan pengamanan penyitaan oleh petugas kita. Antara lain CPU, laptop, surat kendaraan bermotor roda 4, ponsel, rekening bank 3 buah, CD 60 keping, flash disk. Setelah dilakukan langkah-langkah penyitaan di Bandung dan sekitarnya akan diluncurkan ke Jakarta. Segera," kata Boy.

MK ditangkap pada Kamis (30/8). Polisi kemudian menggeledah tempat kerjanya di Arcamanik, Bandung, yang juga perusahaan software. .

Penggeledahan rumah MK di Cluster Pawenang, Kelurahan Cisaranten, Kecamatan Arcamanik, berlangsung lebih dari 1 jam. Sekitar pukul 14.55 WIB, MK dibawa tim Densus dengan menggunakan sebuah mobil.

Jaringan Medan tersebut beberapa waktu lalu ditangkap karena diduga memiliki rencana peledakan. Mereka memiliki keahlian di dunia maya. Dan di sanalah kelompok tersebut mencari pendanaan. Salah satu yang ditangkap adalah RG, pada Juni 2012 lalu.

Berbekal kemampuan IT yang mumpuni, RG menjebol situs forex trading untuk mendanai aksi teroris di Indonesia.

"Dia (tersangka) hacking situs forex trading dan mencuri poin anggota di situs itu," kata Kadiv Humas Polri, Irjen Saud Usman Nasution, di Jakarta, Jumat (22/6/2012).

Boy Rafli Amar, di tempat sama menambahkan, pelaku telah melakukan kejahatan cyber untuk mendanai aksi teroris sejak dua tahun lalu. Uang hasil dari aksinya, RG membelanjakannya untuk mendanai sejumlah aset rumah bagi operasional jaringan teroris.

"Yang pertama adalah ruko tiga lantai di Azam Aquare, satu unit bangunan rumah tinggal beralamat di Jalan Karya Kasih. Satu unit bangunana rumah tinggal di Jalan Ekawarni no 4 Medan, satu ruko di Jalan Jenderal Sudirman," papar Boy.

Kemudian, selain aset ruko dan beberapa unit rumah tinggal, RG juga membelanjakan uang hasil kejahatan IT-nya membeli beberapa unit kendaraan motor dan mobil.

"Ada satu mobil Daihatsu, satu Toyota Avanza, satu pickup Mitsubishi, satu Kawasaki Ninja, dua Yamaha Jupiter, satu Yamaha Vega, satu Honda Supra, dua Honda Vario," jelas Boy.

RG yang ditangkap di Medan, Sumatera Utara, diketahui juga membelanjakan uang hasil kejahatan untuk membeli peralatan elektronik dari Hong Kong. Karena pada dasarnya RG ahli IT, maka belanja perangkat elektronik yang nilanya mencapai Rp 36 juta dilakukan secara online.

Minggu, 12 Agustus 2012

BNPT Sosialisasi Anti Terorisme Di Pangkalansusu



PANGKALANSUSU (TelukHaruNews) -  Deputi-I Badan Nasional Penaggulangan Teroris Mayjen TNI H.Agus Surya Bhakti bersama Direktur  Pencegahan Terorisme, Brigjen Pol Isa Permadi menggelar Sosialisasi Pencegahan Terorisme kepada seratusan siswa-siswi tingkat SMP, SMU sederajat serta para tokoh masyarakat dari berbagai etnis, pemuka agama, para lurah dan kepala desa, pimpinan BUMN serta unsur kepemudaan di Gedung Serba Guna Pangkalansusu, Sabtu (19/11).

Dalam paparannya, Agus menjelaskan fungsi dan tugas BNPT dalam mengantisipasi dan menindak aksi teroris, yaitu Deputi I bertugas melakukan upaya pencegahan agar teroris itu tidak terjadi lagi. Apabila Deputi-I (Pencegahan Terorisme) tidak berhasil melakukan pencegahan, maka Deputi-II (Penindakan dan Kesiapsiagaan Nasional) yang melakukan penindakan. Sedangkan Deputi-III tugasnya melakukan kerjasama internasional karena terorisme adalah musuh utama internasional. Dari ketiga fungsi tugas tersebut yang menjadi titik point utama adalah upaya melakukan pencegahan agar teroris itu tidak terjadi lagi.

Mayjen TNI H.Agus Surya Bhakti  
“Kita mengira sudah aman dan tenang-tenang saja, rupanya terjadi lagi di Cirebon, di masjidnya polisi pula. Kemudian menyusul aksi teroris di gereja. Ke depan kita tidak tahu akan terjadi di mana lagi,” kata jenderal bintang dua asal Stabat itu.

Yang jelas, menurut alumni Kopasus yang pernah mengatasi kerusuhan di Aceh beberapa tahun lalu, teroris itu melaku perencanaan berada di tengah-tengah masyarakat, dan masyarakat pasti ada yang melihat dan mendengar, karena mereka berada di dalam komunitas masyarakat. Oleh sebab itu upaya pencegahan itu menjadi amat penting.

 Mungkin ada di antara yang hadir bertanya, kenapa pelaksanaan sosialisai anti terorisme ini  dilakukan di Pangkalansusu, karena Pangkalansusu merupakan daerah potensil bagi masuknya pengaruh-pengaruh radikalisme. Kita lihat di Aceh, ada pelatihan teroris, di Medan ada perampokan bank dan sebagainya. Jadi daerah ini cukup rawan.

Selain itu, Agus juga menjelaskan, radikalisme adalah bibit-bibit terorisme. Radikal bermula dari kekerasan. Kekerasan bermula dari orang tidak puas, orang iri hati, dan ini dapat memicu orang untuk berbuat kekerasan.

Kalau dulu teroris itu murni, alasannya idiologis dan keyakinan. Dia memberi contoh, radikalisme ini bukan barang baru, kalau kita lihat sejarah masa lalu, ada Kartosuryo dengan Darul Islam. Di situlah mulai muncul bibit-bibit radikalisme, di mana Kartosuryo ingin mendirikan negara Islam, menjalankan syariat-syariat Islam, banyak pengikutnya, dan yang terkenal diantaranya adalah Abubakar Baasyir dan Abdulah Sungkar. Gerombolan itu berhasil ditumpas oleh TNI, Kartosuryo tewas. Tetapi ajarannya tidak mati bahkan mereka membentuk Darul Islam di Sumatera Utara, Aceh dan di Ujung Pandang.
THNews saat mewawancarai Mayjen TNI H.Agus Surya Bhakti 
Ketika Indonesia memasuki era orde baru, ada peraturan ISA (International Security Act). Peraturan ini sangat keras, sehingga mereka (penganut paham radikalisme, red) lari ke Malaysia, hidup sumbur di Malaysia. Pada saat yang bersamaan muncul intervensi Rusia di Afganistan (negara Islam), sehingga muncul solidaritas Islam di seluruh dunia terpanggil untuk membantu teman-temannya di Afganistan melawan Rusia, termasuk pemuda-pemuda Indonesia dari Darul Islam yang berada di Malaysia. Mereka berangkat ke Afganistan bertempur melawan Rusia karena sentimen agama. Mereka berjihad membela agamanya yang telah ditindas oleh Rusia pada masa itu. Inisiatipnya adalah semangat untuk membela Islam.

 Sama juga pada masa Rasulullah, ketika agama Islam ditindas, mereka berjihad melawan sipenindas. Inisiatipnya adalah semangat untuk membela Islam. Inisiatipnya adalah semangat untuk membela Islam. Akhirnya Rusia kalah.

Tetapi banyak hal yang mempengaruhi pemuda-pemuda Indonesia yang pernah bertempur melawan Rusia di Afganistan, mereka sudah pernah bergabung dengan para mujahit ajaran-ajaran Islam dari Pakistan, Timur Tengah dan aliran Al Qaidah yang ajaran-ajarannya sangat keras.

“Di situlah mereka terkontaminasi ajaran-ajaran Islam yang lebih keras dan lebih radikal,” kata Deputi-I BNPT.

Ketika orde baru tumbang muncul reformasi, demokratisasi, semua boleh bicara apa saja dalam era reformasi. Semua bisa bertindak apa saja. Pulanglah mereka ke Indonesia. Sejak itu mulailah tumbuh subur ajaran radikalisme aliran keras dan ajaran-ajaran terorisme di Indonesia. Para pemuda mantan pejuang di Afganistan terpecah jadi dua, satu pihak yang telah terkontaminasi dengan Al Qaidah menjadi Jemaah Islamiyah dan yang satunya lagi berpendapat tugas mereka membela agama di Afganistan sudah selesai, Rusia berhasil dikalahkan, mereka hidup damai lagi di Indonesia.

Sedangkan kelompok Jemaah Islamiyah yang telah terkontaminasi ajaran Osama Bin Laden  tetap berpendirian Amerika dan sekutunya adalah musuh Islam termasuk Indonesia yang bersahabat dengan Amerika. Pemerintah Indonesia itu kafir, mari kita lawan pemerintah Indonesia. Akhirnya mereka membuat teror bom di Bali, di Hotel JW Marriot.

Di atas permukaan, Jamaah Islamiyah sudah hancur ditumpas Densus 88, tetapi akar permasalahannya belum selesai, justeru muncul terus semangat-semangat jihad versi lain. Karena kelihatannya perekonomian negara ini tidak ada kemajuan, lihat di tv beritanya terus menjelek-jelek Pemerintah, sinetron kekerasan, kekecewaan dsbnya. “Itulah yang terus meracuni pikiran anak-anak muda kita,” kata Agus.

Menyinggung mengenai masalah jihad, Deputi-I BNPT bidang Pencegahan Aksi Teroris menjelaskan, ada yang berpendapat bahwa ajaran-ajaran yang dianut para teroris adalah jihad fisabilillah. Apakah ini jamannya berperang ? Ada pula yang berpendapat, untuk menghancurkan orang. Apakah Islam mengajari orang untuk berbuat kekerasan ? Islam tidak pernah mengajari untuk melakukan tindakkekerasan, tetapi mengajari kita untuk melakukan kebaikan bagi umat manusia, bahkan bukan hanya untuk manusia, kepada alam dan segala isinya kita juga harus berlaku baik.

“Jadi, janganlah berpendapat kalau sudah membunuh sekian ratus orang dengan harapan langsung masuk surga disambut bidadari. Jadi untuk apa saya susah-susah bekerja, saya bawa bom kemudian ditabrakkan, saya mati langsung masuk surga. Ini pemahaman yang konyol,” lanjut Agus.

Oleh karena itu, tambah Agus, saya tidak henti-hentinya mengajak para ulama, mahasiswa dan teman-teman di pesantren, marilah kita bersama-sama menuju ajaran agama yang benar.

Dalam beberapa kesempatan saya bertemu dengan masyarakat ada yang bertanya, kenapa selalu umat Islam yang disalahkan, dan kenapa Islam selalu dikatakan terroris, kenapa selalu Islam dikatakan radikal. Itu sudah bagus kalau masyarakat menyadari bahwa Islam itu bukan terroris. Oleh sebab itu, mari kita tunjukkan kepada dunia bahwa Islam itu tidak radikal dan Islam itu bukan terroris.

Pada bagian lain, Agus mengajak seluruh elemen masyarakat dan para orangtua untuk mengawasi tingkahlaku anak-anaknya agar tidak masuk perangkap tindak kekerasan, radikalisme apalagi terperangkap dalam jaringan terorisme.  http://telukharunewscom.blogspot.com/