Kamis, 05 Juli 2012

PANDUAN MITIGASI BENCANA GEMPABUMI DAN TSUNAMI


Oleh : Freddy Ilhamsyah PA

Mengingat bahwa wilayah negara kepulauan yang terbesar di dunia, yaitu Indonesia merupakan negara yang rawan terhadap bencana alam berupa Gempabumi dan Potensi Tsunami, maka penulis merasa terpanggil untuk menampilkan panduan mitigasi bencana gempabumi dan tsunami seperti yang Anda baca saat ini. Semoga ada manfaatnya.
Inilah titik-titik gempa yang pernah terjadi di Indonesia
Menurut Kepala Pusat Studi Bencana Universitas Gadjah Mada (PSBA UGM), Yogyakarta, Prof. Dr. Junun Sartohadi,M.Sc, bencana merupakan kejadian yang merugikan kehidupan manusia dan menimbulkan kerusakan lingkungan. Bencana dapat terjadi karena sebab dan factor alami maupun non alami. Kerugian akibat bencana dapat berupa materiil dan imateriil. Upaya-upaya fisik dan non fisik yang terintergrasi secara utuh dalam proses menjalankan kehidupan, perlu dilakukan untuk menekan besar kerugian akibat bencana. Upaya-upaya pengurangan derajat ancaman bencana yang disebut dengan mitigasi bencana.

Bencana banjir, kekeringan, longsor, gempabumi, tsunami, letusan gunungapi adalah bencana alam yang sering terjadi di Indonesia. Ancaman berbagai bencana alam terus ada di Indonesia karena terkait dengan kondisi lingkungan fisik alam. Usaha pengurangan kerugian akibat bencana dapat dilakukan dengan penyiapan masyarakat menghadapi bencana. Salah satu langkah awal usaha menyiapkan masyarakat menghadapi bencana adalah sosialisasi.

Atas dasar tersebut, maka penulis merasa terpanggil untuk lebih menyebarluaskan panduan mitigasi bencana khusus mengenai bencana gempabumi dan dan Tsunami. Semoga ada manfaatnya bagi pembaca sekalian di manapun berada.

Apa itu Gempabumi ?

Gempabumi atau disebut juga sebagai Lindu dapat terjadi disebabkan ada tanah permukaan bumi yang tersusun dari berbagai lempengan yang bergerak dan bertumbukan satu sama lain. Salah satu lempengan yang bertumbukan menujam ke bawah sisi lempeng yang lain. Proses terjadinya tumbukan itu mengakibatkan terjadinya getaran, yang disebut Gempabumi atau Lindu.
Lempengan dasar lautan pasifik terus mendesak ke daratan 

Mitigasi Bencana Gempabumi

Strategi mitigasi bencana gempabumi, menurut buku Panduan Mitigasi Bencana berjudul “ Mengenal Bencana” yang diterbitkan ulang oleh Kementerian Sosial Republik Indonesia bekerjasama dengan Pusat Studi Bencana (PSBA UGM) Universitas Gadjah Mada edisi 2010 menyebutkan, pada tahap sebelum terjadinya bencana meliputi kegiatan pencegahan dan adanya system peringatan dini, tahap pada saat terjadinya bencana berupa upaya penyelamatan dan evakuasi korban untuk meminimalisasi korban jiwa, dan tahap pasca kejadian gempabumi berupa rehabilitasi infrastruktur yang mengalami kerusakan serta rehabilitasi korban yang selamat dari bencana tersebut.

1.       Pastikan struktur rumah atau bangunan kuat sehingga dapat terhindar dari bahaya karena gempabumi, yaitu  rubuh. Lokasi daerah di pantai yang rawan terhadap ancaman tsunami. Demikian pula di daerah yang terletak di bawah bukit yang rawan gerakan tanah (rawan terhadap longsor).

2.       Keluar dari bangunan bertingkat dengan tertib. Jika tidak ada harapan mencapai luar kurang 1 menit, cari perlindungan di bawah struktur tembok yang kuat. Jangan menggunakan escalator atau lift. Perhatikan tempat anda berpijak, hindari retakan pada tanah.

3.       Setelah terjadi gempabumi, jangan masuk ke ruangan terlebih dahulu, karena kemungkinan masih ada runtuhan materi. Hati-hati terhadap munculnya gempabumi susulan.

4.       Apabila tidak dapat cepat keluar dari dalam gedung, segera berlindung di tempat yang aman. Seperti di kolong meja yang kokoh atau di bawah golong tempat tidur, atau rongga antara tembok. Matikan segera gas, listrik, dan air. Jangan lupa selalu memakai alas kaki.

5.       Kalau sedang berada di luar, jauhi tembok, gang sempit, pohon, tiang listrik, dan bangunan. Merunduk dan lindungi kepala sampai goncangan berhenti. Jauhi sungai, Tsunami akan lebih cepat dating di sungai dibandingkan di daratan.

6.       Jika dalam kendaraan, segera berhenti, keluar dan mencari mencari tempat terbuka.

7.       Segera mengungsi ke tempat aman. Bawa bekal dan obat-obatan secukupnya serta dokumen berharga, yang sebaiknya dipersiapkan sejak sekarang dalam satu tas.

8.       Dirikan Posko dan tenda pengusian serta siapkan dapur umum.

9.       Saling bantu menolong orang yang terluka.

10.   Dengarkan informasi dari BMKG atau perangkat desa, jangan terpengaruh kabar bohong.

11.   Siapkan sanitasi (MCK) dan sediakan air bersih.
Akibat Gempa Bumi
  • Bangunan roboh
  • Kebakaran
  • Jatuhnya korban jiwa
  • Permukaan tanah menjadi merekat dan jalan menjadi putus
  • Tanah longsor akibat guncangan
  • Banjir akibat rusaknya tanggul
  • Gempa di dasar laut yang menyebabkan tsunami

Apa itu Tsunami ?

Tsunami adalah massa air laut yang berpindah atau merambat naik dari sumber pembangkitannya ke arah pantai berbentuk gelombang air laut yang besar dan tinggi.
Berdasarkan data historis, di Indonesia tinggi gelombang Tsunami ketika tiba di pantai dapat mencapai 26 meter, seperti yang pernah terjadi di Aceh pada tahun 2005 lalu.
Tsunami dibangkitkan oleh adanya gempabumi tektonik dasar laut, letusan gunungapi di laut, longsoran bukit, dan atau palung laut, atau hantaman meteor pada lautan dengan kekuatan besar dan kondisi tertentu.

Proses terjadinya Tsunami

Apabila terjadi patahan lempengan bumi di dasar laut, maka timbullah gempa besar. Hal ini berpotensi menimbulkan Tsunami.

Patahan tersebut membuat ruang kosong yang sangat besar. Air laut akan tersedot secara besar-besaran ke dalam ruang kosong itu.

Kemudian arus akan dilontarkan kembali ke pinggir pantai dan ke daratan. Arus inilah yang menimbulkan ombak raksasa yang disebut Tsunami, yang mampu menyapu bangunan di daratan dalam waktu yang sangat singkat hingga rata dengan tanah.

Tanda-tanda akan terjadi Tsunami

1.       Air laut surut dengan cepat, banyak ikan tertinggal di pantai. AWAS, jangan coba-coba mengambil ikan-ikan itu karena itu merupakan salah satu petanda Tsunami segera datang!

2.       Binatang gelisah, burung-burung terbang menjauhi pantai.

3.       Permukaan laut tenang sekali.

4.       Terdengar bunyi hantaman keras seperti bunyi gendering.

5.       Tercium bau garam atau belerang yang sangat menusuk, seperti bau telur busuk.

Langkah penyelamatan terhadap Tsunami

1.       Jauhi daerah pantai. Naik ke tempat yang tinggi, bukit, gunung, atau gedung yang kokoh dan tinggi.

2.       AWAS, gelombang bias dating 2 sampai 3 kali !

3.       Jangan dekati sungai, karena air Tsunami bias naik lewat sungai.

4.       Segera mengungsi ke tempat aman. Bawa bekal dan obat-obatan secukupnya serta dokumen berharga, yang sebaiknya dipersiapkan sejak sekarang dalam satu tas.

5.       Dirikan Posko dan tenda pengusian serta siapkan dapur umum.

6.       Saling bantu menolong orang yang terluka.

7.       Dengarkan informasi dari BMKG atau perangkat desa, jangan terpengaruh kabar bohong.

8.       Siapkan sanitasi (MCK) dan sediakan air bersih.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar